Thursday, July 27, 2006

 

"Tuhan yang memelihara kedua tempat terbit matahari
dan Tuhan yang memelihara kedua tempat terbenamnya
maka Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?


Dia memberikan dua lautan mengalir
yang keduanya bertemu, antara keduanya
ada batas yang tidak dilampaui oleh masing – masing
maka Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?

Dari keduanya keluar mutiara dan marjan
maka Nikmat Tuhan manakah yang kamu dustakan ?

Dan kepunyaan-Nyalah bahtera – bahtera
yang tinggi layarnya di lautan laksana gunung-gunung
maka Nikmat Tuhan kamu manakah yang kamu dustakan ?

Semua yang ada di bumi akan binasa,
dan tetap kekal Dzat Tuhanmu
yang mempunyai kebesaran dan kemulyaan"

( Ar-Rahman : 17-27)

Saturday, July 22, 2006

 
Alhamdulillah ya Allah…for everything You give …..

Terima kasih ya Rabb, atas nikmat Islam yang Kau berikan padaku.
Terima kasih ya Rabb, kau beri aku mata sehingga dengan mata ini aku bisa melihat keindahan ciptaan-Mu...
Terima kasih ya Rabb, kau beri orang yang membutuhkan di sekitarku sehingga dengan itu aku punya semangat kerja.
Terima kasih ya Rabb, kau titiplan ilmu padaku sehingga aku bisa bermanfaat bagi orang lain.
Terima kasih ya Rabb, atas rizki yang kau titipkan pada-Ku, semoga aku bisa menjadi penyalur rizki dari-Mu bagi yang lain.
Terima kasih ya Rabb, kau beri murid sebagai amanat dari-Mu, semoga ilmu buat mereka itu bisa menerangi alam kuburku nanti.


H…I…D…A…Y…A...H…

Hidayah, betapa mahalnya...terlebih jika hidayah itu datang secara tiba-tiba, tanpa ada rencana dan tidak ada proses untuk mendapatkan yang direkayasa.

Hidayah Allah SWT itu tidak diberikan kepada manusia berdasarkan kedudukan, keluarga, pangkat, dan harta mereka. Melainkan hidayah dan cahaya Allah itu diberikan kepada orang yang dikehendaki oleh-Nya dan berhak untuk menerimanya. Hidayah Allah dikerahkan bagi orang yang memang mau mencarinya dan gemar untuk mendapatkannya.

Inilah keinginan yang besar dan keinginan yang sesungguhnya, yang tidak akan bisa di tandingi oleh keinginan untuk mendapatkan mobil, pekerjaan dan tempat tinggal dll. Sesungguhnya, semua keinginan itu akan terlihat murah kalau dihadapkan dengan keinginan yang mulia untuk mendapatkan hidayah. Dan sangat rugi kalau kita tidak mau menggenggamnya erat-erat setelah mendapatkannya....

Ya Rabb, beri kami selalu hidayah dari-Mu… Amin

Thursday, July 13, 2006

 

JIKA KAMU...
Kata-katamu, impianmu, dan pemikiranmu
Memiliki kekuatan untuk menciptakan
Kondisi dalam hidup kamu

Apa yang kamu katakan
Itu yang kamu dapatkan

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak tahan dengan pekerjaanmu,
Kamu mungkin akan kehilangan pekerjaanmu

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak tahan dengan badanmu,
Kamu mungkin akan sakit

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak suka mobilmu,
Kamu mungkin akan kecurian atau mobilmu tidak bisa bergerak

Jika kamu selalu mengatakan kamu kalah, tebak apa yang terjadi?
Kamu akan selalu kalah

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak bisa mempercayai laki-laki atau perempuan,
Kamu akan selalu menemukan dalam hidupmu seseorang
yang menyakiti dan mengkhianati dirimu.

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak bisa mendapatkan pekerjaan,
Kamu akan selalu menjadi pengangguran

Jika kamu selalu mengatakan kamu tidak akan pernah bisa menemukan seseorang untuk mencintaimu atau mempercayaimu,
Pemikiranmu akan lebih menarik pengalaman-pengalaman untuk membenarkan apa yang kamu percayai.

Jika kamu selalu mengatakan tentang perceraian atau pemutusan,
Maka kamu akan berakhir dengan itu.

Rubahlah pemikiranmu dan perbincanganmu ke hal yang lebih positif dan disertai kekuatan takdir, harapan, cinta, dan tindakan.

Jangan takut untuk mempercayai untuk mendapatkan apa yang kamu inginkan dan harapkan.

Hati-hatilah dengan pemikiranmu
Mereka menjadi perkataan
Hati-hatilah dengan perkataanmu,
Mereka akan menjadi tindakan
Hati-hatilah dengan tindakanmu,
Mereka akan menjadi kebiasaan
Hati-hatilah dengan kebiasaanmu,
Mereka akan menjadi karakter
Hati-hatilah dengan karaktermu
Karena itu akan menjadi takdirmu

Dalam setiap menit kamu melakukan kurang dari yang kamu harapkan,
Kamu akan mendapatkan lebih kurang dari yang kamu lakukan

Dalam pencarian dirimu, kamu akan menemukan kebenaran
Dalam pencarian kebenaran, kamu menemukan cinta
Dalam pencarian cinta, kamu menemukan kehidupan
Dalam pencarian kehidupan, kamu menemukan kekuatan TUHAN

 
I write the following thoughts on three days before my birthday …to remind me anytime I need them…n also as my birthday present…
Buat teman-teman yang mau print...silahkan aja…punya I juga dah I tempel di tembok kamar…

5 KUNCI PENGOKOH JIWA DALAM MENGARUNGI PERSOALAN HIDUP:
Oleh KH. Abdullah Gymnastiar

1. AKU HARUS SIAP MENGHADAPI HIDUP INI, APAPUN YANG TERJADI
a. Hidup di dunia hanya satu kali, aku tak boleh gagal dan sia-sia tanpa guna.
b. Tugasku adalah menyempurnakan niat dan ikhtiar, perkara apapun yang terjadi kuserahkan kepada Allah Yang Maha Tahu yang terbaik bagiku.
c. Aku harus selalu sadar sepenuhnya bahwa yang terbaik menurutku belum tentu yang terbaik buat Allah SWT. Bahkan sangat mungkin aku terkecoh oleh keinginan dan harapanku sendiri.
d. Pengetahuan tentang diriku atau tentang apapun amat terbatas sedangkan pengetahuan Allah menyelimuti segalanya. Dia tahu awal, akhir dan segala-galanya.
e. Betapuapun aku sangat menginginkan sesuatu, tapi hatiku harus kupersiapkan untuk menghadapi kenyataan yang tak sesuai dengan harapanku. Karena mungkin itulah yang terbaik bagiku.

2. AKU HARUS RELA DENGAN KENYATAAN YANG TERJADI

a. Bila sesuatu terjadi, yaa…inilah kenyataan dan episode hidup yang harus kujalani
b. Aku harus menikmatinya, dan aku tak boleh larut dalam kekecewaan berlama-lama, dongkol, sakit hati tak akan merubah apapun selain menyengsarakan diriku sendiri, dongkol begini, tak dongkol juga tetap begini.
c. Hatiku harus realistis menerima kenyataan yang ada, namun tubuh serta pikiranku harus tetap bekerja keras mengatasi dan menyelesaikan masalah ini.
d. Bila nasi telah menjadi bubur, maka aku harus mencari ayam, kacang polong, kecap, seledri, bawang goreng dan sambal agar bubur ayam spesial tetap dapat kunikmati.

3. AKU TAK BOLEH MEMPERSULIT DIRI

a. Aku harus yakin bahwa hidup ini bagai siang dan malam yang pasti silih berganti. Tak mungkin siang terus-menerus dan tak mungkin malam terus menerus, pasti setiap kesenangan ada ujungnya begitupun masalah yang menimpaku pasti ada akhirnya, aku harus sangat sabar menghadapinya.
b. Aku pun harus yakin bahwa setiap musibah terjadi dengan ijin Allah Yang Maha Adil, apsti sudah diukur dengan sangat cermat oleh-Nya, tak mungkin melampaui batas kemampuanku, karena Dia tak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya.
c. Aku tak boleh mendzolimi diriku sendiri, dengan pikiran buruk yang mempersulit dan menyengsarakan diri, pikiranku harus tetap jernih, terkendali, tenang dan proporsional, aku tak boleh terjebak, mendramatisir masalah.
d. Aku harus berani menghadapi persoalan demi persolalan, tak boleh lari dari kenyataan, karena lari sama sekali tak menyelesaikan bahkan sebaliknya hanya akan menambah masalah. Semua harus dengan tegar kuhadapi dengan baik, aku tak boleh menyerah kalah.
e. Mesti segala sesuatu akan ada akhirnya, begitupun persoalan yang kuhadapi seberat apapun pasti ada kemudahan, bersama kesulitan itu pasti ada kemudahan. Seperti yang dijanjikan Allah “ Fainnama’al usri yusron innama’al usri yusron”. Janji yang tak mungkin dipungkiri oleh Allah SWT.

4. EVALUASI DIRI

a. Segala yang terjadi mutlak atas ijin Allah SWT, dan Allah tak mungkin berbuat sesuatu yang sia-sia.
b. Pasti ada hikmah dibalik setiap kejadian, sepahit apapun pasti ada kebaikan yang terkandung didalamnya bila disikapi dengan sabar dan benar.
c. Harus kurenungkan mengapa Allah menakdirkan semua ini padaku, bisa jadi peringatan atas dosa-dosa kita, kelalaianku atau mungkin saat kenaikan kedudukanku di sisi Allah.
d. Mungkin aku harus berpikir keras untuk menemukan kesalahan yang kuperbaiki.
e. Setiap kejadian bagai cermin pribadiku, aku tak boleh gentar dengan kekurangan dan kesalahan yang telah terjadi, yang peting kini aku mengetahui diriku yang sebenarnya dan aku bertekad sekuat tenaga untuk memperbaikinya, Allah Amha Pengampun dan Maha Penerima Taubat.

5. ALLAHLAH SATU-SATUNYA PENOLONGKU

a. Aku harus yakin kalaupun bergabung seluruh manusia dan jin untuk menolongku tak mungkin terjadi apapun tanpa ijin-Nya.
b. Hatiku harus bulat total dan yakin seyakin-yakinnya, bahwa Allahlah satu-satunya yang dapat menolong memberi jalan terbaik dari setiap urusan.
c. Tidak ada yang mustahil bagi-Nya, karena segala-galanya adalah milik-Nya, dan sepenuhnya dalam kekuasaan-Nya.
d. Tak ada yang dapat menghalangi jikalau Dia akan menolong hamba-hamba-Nya, Dialah yang mengatur segala sebab datangnya pertolongan-Nya.
e. Oleh karena itu aku harus benar-benar berjuang, berikhtiar untuk mendekati-Nya dengan mengamalkan apapun yang disukai-Nya dan melepaskan hati ini dari ketergantungan selain-Nya, karena selain Dia hanyalah sekedar makhluk yang tak berdaya tanpa kekuatan dari-Nya.
f. Ingatlah selalu janji-Nya “Barangsiapa yang bertakwa kepada-Ku, niscaya Ku beri jalan keluar dari setiap urusannya dan Kuberi rizki/pertolongan dari tempat yang tak terduga, dan barangsiapa yang bertawakal kepada-Ku, niscaya akan Kucukupi segala kebutuhannya” (At-Thalaq 2-3).

Semoga 5 kunci diatas dapat mnenenangkan hati. Hanya dengan dzikrullah / mengingat Allah hati akan menjadi tenang.

Monday, July 03, 2006

 
A Cycle of Fortune and Misfortune

Do not be faint of heart, and do not grieve; for you shell gain the upper hand if you are truly believers. If misfortune befalls you, a similar misfortune has befallen other people as well. Such days [of fortune and misfortune], We deal out in turn among men. God wants to mark out those who truly believe and choose from among you such as [with their lives] bear witness to the truth. God does not love the wrongdoers. (Quran 3: 139-40)

Believers must not lose heart, nor should they allow grief to overtake them because of what may happen. Eventually if they remain steadfast they will gain the upper hand, because they have faith. Believers submit themselves only to God, while others are worshiping false deities and worldly desires.

These verses makes it plain to the believers that they are indeed on the path of truth. It tells them, they follow a way of life established by God while the methods followed by other groups have been devised by His creatures. Moreover, their role is noble, because they have been selected for a position of trust, to convey God's guidance to all mankind. Other people are unaware of this guidance, and have gone astray. Their place on earth is righteous, and it is the righteous that will inherit the earth. Therefore, believers have to demonstrate the strength of their faith by not losing heart and not grieving. The rules determined by God make it possible that they may score a victory or suffer a defeat, but in due course, after enduring the test and striving for God's cause, will be in their favor.

"If misfortune befalls you, a similar misfortune has befallen other people as well" The misfortune which is said to have befallen the Muslims and the fact that a similar one befell those who reject the truth may be a reference to the Battle of Badr, in which the idolaters suffered a heavy defeat. On the other hand, it may be a reference to the Battle of Uhud, in which the Muslims were initially close to victory, but were then defeated. What the Muslims suffered was fair reward for their disagreement and disobedience. Moreover, it represents an aspect of how the rules of nature established by God never fail. The disagreement among the rearguard of the Muslim army was the result of their greed. In any campaign of struggle, God grants victory to those who strive for His cause, without regard of the petty gains of this world. Another rule of nature which is seen in full operation is the dealing out of fortune and misfortune among people according to their actions and intentions. In this way, true believers are distinguished from hypocrites. Mistakes are identified and the way ahead becomes very clear.

"If misfortune befalls you, a similar misfortune has befallen other people as well. Such days [of fortune and misfortune] We deal out in turn among men. God wants to mark out those who truly believe." (Verse 140) When hardship is followed by prosperity and the latter is followed by another hardship, people's true characters emerge. They reveal how clear their vision is , how much they panic and how patient in adversity they can be, as well as how great their trust in God is and how submissive to His will they are. Thus true believers are distinguished from those who are hypocrites. Their true intentions are apparent to all. The believers who submit them selves to God are strengthened by the fact that those who do not truly submit to God are identified and excluded.

God knows all secrets and He is aware of those who are true believers and those who are not. But the alternation of days of fortune and misfortune does not merely reveal secrets; it also translates faith into action and compels hypocrisy to express itself in practical measures. Hence, it is action that merits reward.

God does not hold people to account for what He knows of their position, but He counts their actions for or against them. The cycle of hardship and prosperity is an accurate criterion. Prosperity is as good a test as hardship. Some people may withstand hardship but become complacent when they are tested with ease and prosperity. A true believer is one who remains steadfast in adversity and is not lured away by prosperity. He knows that whatever befalls him of good or evil happens only with God's permission.

In the process of molding the Muslim community and preparing it for the role of leadership of humankind, God tests it with hardship after prosperity and with a bitter defeat after a spectacular victory. Both happen according to the laws of nature which never fail. That is because God wants the true believers to learn what brings them victory and what causes defeat. Thus, they become more obedient to God and reliant on Him. Through the cycle of fortune and misfortune they become aware of the true nature of the Islamic way of life and what is required to implement it.

Muhammad Siraaj “IslamiCity"

This page is powered by Blogger. Isn't yours?